Tag: umroh

  • Adeem Tour Travel Haji & Umroh Uji Coba Aplikasi eTalk “aise” Sebagai Solusi Digital Pendukung Ibadah Umroh

    Adeem Tour Travel Haji & Umroh Uji Coba Aplikasi eTalk “aise” Sebagai Solusi Digital Pendukung Ibadah Umroh

    Depok, 6 November 2025 — Dalam upaya menghadirkan inovasi pelayanan berbasis digital di sektor perjalanan ibadah, Adeem Tour Travel Haji & Umroh resmi melakukan uji coba aplikasi eTalk “aise” pada program keberangkatan 37 jamaah umroh. Keberangkatan ini dilaksanakan pada 6 November 2025 pukul 09.00 WIB dan dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada 15 November 2025.

    Kegiatan uji coba ini menjadi bagian dari komitmen Adeem Tour Travel, yang berlokasi di Jl. Raya Grogol No.3, Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat, dalam menerapkan sistem pelayanan berbasis teknologi modern untuk mendukung kenyamanan dan efektivitas komunikasi antarjamaah selama perjalanan ibadah.

    Menurut Erik, selaku Direktur Adeem Tour Travel Haji & Umroh, penerapan aplikasi digital seperti eTalk “aise” merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas layanan dan mengoptimalkan pengalaman jamaah.

    “Kami menyadari pentingnya inovasi digital dalam dunia travel ibadah. Aplikasi eTalk aise kami pilih sebagai alat uji coba karena mampu mengintegrasikan komunikasi, informasi, dan laporan kegiatan dalam satu platform yang mudah diakses,” ujar Erik.


    Tujuan dan Manfaat eTalk “aise”

    Aplikasi eTalk “aise” diperkenalkan kepada jamaah Adeem Tour Travel sebagai bagian dari proses introducing (pengenalan) sekaligus uji coba sistem digital untuk kegiatan haji dan umroh. Tujuan utama program ini adalah menilai efektivitas aplikasi dalam membantu penyelenggara dan jamaah dalam hal koordinasi, informasi, serta pendokumentasian kegiatan selama ibadah berlangsung.

    Baca Juga : 104 Karyawan JNE Berangkat Umrah Bersama Spidest Travel, Gunakan Aplikasi eTalk “aise” untuk Dukung Koordinasi Digital.

    Dengan memanfaatkan teknologi yang dikembangkan oleh eTalk Indonesia, aplikasi “aise” menghadirkan berbagai fitur unggulan seperti:

    • Notifikasi jadwal kegiatan dan keberangkatan secara otomatis.
    • Pusat informasi jamaah yang berisi dokumen perjalanan, panduan ibadah, dan pengumuman resmi.
    • Fitur komunikasi grup dan personal antara jamaah, pembimbing, dan petugas travel.
    • Absensi digital jamaah yang mempermudah monitoring kehadiran selama kegiatan.
    • Pelaporan kegiatan otomatis, yang membantu pihak travel menyusun dokumentasi perjalanan dengan cepat dan rapi.

    Melalui penerapan sistem ini, seluruh proses yang biasanya dilakukan secara manual kini dapat dikelola dengan lebih efisien, cepat, dan transparan. Jamaah pun mendapatkan kemudahan dalam mengakses informasi yang relevan tanpa harus menunggu pengarahan langsung dari panitia.


    Pengalaman Jamaah dan Testimoni Positif

    Selama perjalanan uji coba yang berlangsung dari 6 hingga 15 November 2025, aplikasi eTalk “aise” mendapat sambutan positif dari para jamaah dan pihak penyelenggara. Para jamaah merasa terbantu dengan adanya notifikasi dan panduan digital yang membuat setiap agenda kegiatan lebih mudah diikuti.

    Pihak Adeem Tour Travel Haji & Umroh juga memberikan feedback resmi berupa testimoni atas keberhasilan uji coba tersebut.

    “Kami sangat terbantu dengan kehadiran aplikasi eTalk aise. Seluruh proses komunikasi, mulai dari pembagian informasi jadwal hingga laporan kegiatan, dapat dilakukan secara cepat dan tanpa hambatan. Ini menjadi bukti bahwa sistem digital sangat mendukung efisiensi pelayanan jamaah,” ungkap pihak Adeem dalam keterangannya.

    Selain itu, pembimbing ibadah dan petugas lapangan juga merasakan manfaat besar dari penggunaan aplikasi ini. Dengan data jamaah yang tersentralisasi, tim lapangan dapat bekerja lebih terorganisir dan mudah melakukan pemantauan terhadap kebutuhan jamaah selama di Tanah Suci.


    Kolaborasi Strategis untuk Layanan Umroh Digital

    Program uji coba eTalk “aise” bersama Adeem Tour Travel ini juga menjadi bagian dari visi besar eTalk Indonesia untuk mendorong transformasi digital di sektor ibadah dan pariwisata religi.
    Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi inovatif bagi penyelenggara haji dan umroh dalam menghadapi tantangan era digital, di mana kebutuhan akan kecepatan informasi dan transparansi layanan semakin meningkat.

    Perwakilan dari eTalk Indonesia menuturkan,

    “Kami mengembangkan eTalk aise agar bisa menjadi platform digital yang mendukung kegiatan ibadah secara menyeluruh. Dengan sistem ini, jamaah dan penyelenggara dapat saling terhubung dalam satu ekosistem yang efisien, aman, dan mudah digunakan,” jelas tim pengembang eTalk.

    Kerja sama dengan Adeem Tour Travel menjadi langkah awal penerapan nyata aplikasi eTalk “aise” dalam kegiatan umroh. Keberhasilan uji coba ini akan menjadi dasar untuk pengembangan lebih lanjut, agar fitur-fitur dalam aplikasi semakin optimal dalam mendukung kegiatan ibadah di berbagai lembaga dan agen perjalanan.


    Menuju Era Digitalisasi Ibadah

    Pelaksanaan ibadah umroh Adeem Tour Travel pada November 2025 ini bukan hanya sekadar perjalanan spiritual, tetapi juga menjadi momentum penting dalam transformasi digital layanan keagamaan di Indonesia. Dengan total 37 jamaah yang mengikuti program ini, hasil evaluasi menunjukkan tingkat kepuasan tinggi terhadap efisiensi dan kemudahan penggunaan aplikasi.

    “Dengan adanya sistem digital seperti eTalk aise, kami bisa lebih fokus melayani jamaah. Semua data, jadwal, dan laporan sudah tersusun otomatis. Ini memudahkan kami memberikan pelayanan terbaik,” tambah Erik, Direktur Adeem Tour Travel.

    Ke depan, Adeem Tour Travel berkomitmen untuk menjadikan eTalk “aise” sebagai bagian integral dalam setiap program haji dan umroh yang mereka selenggarakan. Dukungan teknologi ini diharapkan tidak hanya mempercepat proses administrasi dan komunikasi, tetapi juga menciptakan pengalaman ibadah yang lebih tenang dan terarah bagi seluruh jamaah.

    Dengan kolaborasi ini, Adeem Tour Travel Haji & Umroh bersama eTalk Indonesia menegaskan langkah nyata menuju era digitalisasi pelayanan umat, di mana teknologi tidak menggantikan nilai-nilai spiritual, melainkan memperkuat dan mempermudah pelaksanaannya.

  • Tata Cara Haji yang Lengkap dan Sesuai Syariat Islam

    Tata Cara Haji yang Lengkap dan Sesuai Syariat Islam

    Pendahuluan: Makna dan Kewajiban Ibadah Haji

    Haji merupakan salah satu rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Muslim yang mampu, baik secara fisik, finansial, maupun mental. Ibadah ini bukan sekadar perjalanan spiritual ke Tanah Suci, melainkan juga bentuk totalitas penghambaan kepada Allah SWT. Melalui haji, umat Islam diingatkan akan kesetaraan, ketundukan, dan pengorbanan dalam menjalankan perintah-Nya.

    Setiap tahunnya, jutaan umat Muslim dari berbagai penjuru dunia menunaikan ibadah haji di Makkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwarah. Agar pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syariat, penting bagi calon jamaah untuk memahami tata cara haji yang lengkap dan benar, mulai dari persiapan hingga amalan setelah selesai haji.


    1. Persiapan Sebelum Berangkat Haji

    Sebelum berangkat ke Tanah Suci, calon jamaah haji perlu melakukan berbagai persiapan, baik lahir maupun batin. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

    • Niat dan Keikhlasan: Segala sesuatu dimulai dari niat. Niatkan ibadah haji semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer status sosial.
    • Melunasi Biaya dan Administrasi: Pastikan seluruh administrasi haji, seperti paspor, visa, dan pelunasan biaya, telah diselesaikan dengan benar.
    • Menjaga Kesehatan: Mengingat kondisi cuaca dan padatnya kegiatan, kesehatan fisik sangat penting. Jamaah dianjurkan melakukan pemeriksaan medis sebelum keberangkatan.
    • Minta Maaf dan Lunasi Hutang: Sebelum berangkat, sebaiknya jamaah meminta maaf kepada orang tua, keluarga, serta melunasi hutang agar hati tenang selama beribadah.
    • Mengikuti Manasik Haji: Calon jamaah harus memahami tata cara ibadah melalui kegiatan manasik haji yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama atau lembaga resmi.

    2. Jenis-Jenis Haji yang Dikenal dalam Syariat Islam

    Ada tiga jenis pelaksanaan haji yang diperbolehkan dalam Islam, yaitu:

    1. Haji Ifrad: Jamaah hanya melaksanakan ibadah haji tanpa umrah dalam satu musim haji.
    2. Haji Qiran: Jamaah melaksanakan ibadah haji dan umrah secara bersamaan dalam satu niat.
    3. Haji Tamattu’: Jamaah melaksanakan umrah terlebih dahulu, kemudian haji setelahnya dalam musim yang sama.

    Ketiga jenis haji tersebut sah menurut syariat, namun yang paling banyak dilakukan jamaah Indonesia adalah haji Tamattu’, karena memberikan waktu istirahat antara pelaksanaan umrah dan haji.


    Baca Juga : Mengenal Lebih Jauh Mengenai Dompet Digital dan Beberapa Manfaatnya

    3. Tata Cara dan Urutan Pelaksanaan Ibadah Haji

    Berikut adalah tahapan lengkap pelaksanaan ibadah haji sesuai tuntunan syariat Islam:


    a. Ihram

    Ihram adalah niat untuk memulai ibadah haji atau umrah. Jamaah mengenakan pakaian ihram:

    • Laki-laki: dua helai kain tanpa jahitan (satu menutupi badan bagian bawah, satu bagian atas).
    • Perempuan: memakai pakaian yang menutup aurat tanpa cadar dan sarung tangan.

    Setelah mandi sunnah, jamaah melafalkan niat sesuai jenis haji yang dipilih. Contohnya:

    “Labbaikallahumma Hajjan” (Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah, untuk berhaji).

    Dalam keadaan ihram, jamaah wajib menjauhi larangan-larangan ihram seperti memakai wangi-wangian, memotong rambut, memotong kuku, berburu hewan, atau berhubungan suami-istri.


    b. Menuju Arafah (Wukuf di Arafah)

    Wukuf di Arafah adalah puncak ibadah haji dan menjadi rukun yang tidak boleh ditinggalkan. Waktunya dimulai dari tergelincir matahari tanggal 9 Dzulhijjah hingga fajar tanggal 10 Dzulhijjah.

    Di padang Arafah, jamaah memperbanyak doa, zikir, istighfar, membaca Al-Qur’an, serta mendengarkan khutbah Arafah. Rasulullah SAW bersabda:

    “Haji itu Arafah.” (HR. Tirmidzi)

    Artinya, jika seseorang tidak sempat wukuf di Arafah, maka hajinya tidak sah.


    c. Mabit di Muzdalifah

    Setelah matahari terbenam di Arafah, jamaah bergerak menuju Muzdalifah untuk mabit (bermalam singkat). Di sini, jamaah mengumpulkan batu kecil (sebanyak 49 atau 70 butir) yang akan digunakan untuk melontar jumrah.

    Selain itu, jamaah dianjurkan berzikir dan beristirahat karena perjalanan berikutnya akan cukup padat.


    d. Melontar Jumrah Aqabah

    Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah menuju Mina untuk melontar jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali. Setiap lontaran diiringi dengan ucapan:

    “Bismillahi Allahu Akbar.”

    Melontar jumrah melambangkan penolakan terhadap godaan setan dan ketaatan penuh kepada perintah Allah, meneladani kisah Nabi Ibrahim AS.


    e. Menyembelih Hewan (Nahr) dan Tahallul

    Setelah melontar jumrah Aqabah, jamaah yang melaksanakan haji Tamattu’ atau Qiran diwajibkan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketaatan.

    Kemudian jamaah melakukan tahallul, yaitu mencukur atau memotong sebagian rambut kepala sebagai tanda telah keluar dari sebagian larangan ihram.


    f. Tawaf Ifadhah

    Tawaf Ifadhah merupakan salah satu rukun haji. Jamaah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dimulai dari Hajar Aswad. Tawaf ini bisa dilakukan kapan saja setelah tanggal 10 Dzulhijjah, namun lebih utama dilakukan pada hari tersebut.

    Setelah tawaf, jamaah melaksanakan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, lalu melanjutkan dengan sa’i antara bukit Safa dan Marwah.


    g. Mabit di Mina dan Melontar Tiga Jumrah

    Pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, jamaah kembali ke Mina untuk mabit (bermalam) dan melontar tiga jumrah: Ula, Wustha, dan Aqabah.

    Setiap jumrah dilempar dengan tujuh batu kecil sambil berzikir. Setelah lontaran selesai, jamaah dianjurkan berdoa di tempat yang mustajab di antara Jumrah Ula dan Wustha.


    h. Tawaf Wada (Perpisahan)

    Sebelum meninggalkan Makkah, jamaah wajib melakukan Tawaf Wada, yaitu tawaf perpisahan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Baitullah. Setelah tawaf ini, jamaah tidak lagi melakukan aktivitas lain kecuali meninggalkan kota Makkah.


    4. Amalan Sunnah Selama Haji

    Selain rukun dan wajib haji, terdapat sejumlah amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk menambah pahala, antara lain:

    • Shalat berjamaah di Masjidil Haram.
    • Perbanyak membaca Al-Qur’an dan doa.
    • Menjaga akhlak dan kesabaran selama perjalanan.
    • Bersedekah kepada sesama jamaah.

    Ibadah haji adalah waktu untuk memperbanyak amal kebajikan, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan memperdalam makna ketundukan kepada Allah SWT.


    5. Hikmah dan Makna Ibadah Haji

    Setiap tahapan haji memiliki makna spiritual yang mendalam, antara lain:

    • Ihram mengajarkan kesetaraan dan kesucian.
    • Wukuf di Arafah menanamkan rasa kebersamaan dan introspeksi diri.
    • Melontar Jumrah melambangkan perjuangan melawan hawa nafsu dan godaan setan.
    • Tawaf menggambarkan ketundukan penuh kepada Allah, pusat kehidupan umat Muslim.

    Dengan melaksanakan haji sesuai tuntunan syariat, umat Islam diharapkan menjadi pribadi yang lebih sabar, rendah hati, dan penuh kasih sayang terhadap sesama.


    Kesimpulan

    Menunaikan ibadah haji adalah kehormatan sekaligus amanah besar yang menuntut pemahaman, kesungguhan, dan keikhlasan. Dengan memahami tata cara haji yang lengkap dan sesuai syariat Islam, jamaah dapat melaksanakan setiap rukun dan wajib haji dengan benar serta memperoleh haji yang mabrur.

    Haji bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual menuju kesucian hati dan kedekatan kepada Sang Pencipta. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan bagi seluruh umat Islam untuk menunaikan ibadah haji dan mendapatkan limpahan rahmat serta ampunan-Nya.

  • Rencana Kerjasama Aplikasi aise dengan Travel Agent Babul Ka’bah dan Patuna, Dihadiri Owner Bu Rini dan Bu Lies

    Rencana Kerjasama Aplikasi aise dengan Travel Agent Babul Ka’bah dan Patuna, Dihadiri Owner Bu Rini dan Bu Lies

    Jakarta, 19 September 2025 — Dalam langkah strategis memperkuat layanan digital di sektor perjalanan ibadah haji dan umrah, aplikasi aise mengumumkan rencana kerjasama dengan dua travel agent ternama, Babul Ka’bah dan Patuna. Pertemuan penting ini dihadiri langsung oleh pemilik Babul Ka’bah, Bu Rini, dan pemilik Patuna, Bu Lies, yang menjadi momen penting dalam pengembangan ekosistem perjalanan ibadah berbasis teknologi.

    Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan kemudahan pendaftaran, manajemen keberangkatan, serta komunikasi jamaah melalui fitur digital canggih yang ditawarkan aplikasi aise. Aplikasi ini dikenal sebagai super app haji dan umrah yang memadukan layanan reservasi, pelacakan perjalanan, dan komunikasi real-time antara jamaah, agen, serta keluarga.

    Menurut perwakilan aplikasi aise, kemitraan dengan Babul Ka’bah dan Patuna diharapkan mampu menghadirkan pengalaman perjalanan ibadah yang lebih efisien, transparan, dan aman. “Kami percaya, dukungan dari Bu Rini dan Bu Lies akan memperkuat kepercayaan jamaah terhadap sistem digital yang kami kembangkan,” ujar pihak manajemen aise.

    Bu Rini selaku owner Babul Ka’bah menegaskan komitmennya untuk mengadopsi teknologi aplikasi aise demi meningkatkan pelayanan kepada para calon jamaah haji dan umrah. Hal senada disampaikan Bu Lies dari Patuna, yang melihat kerjasama ini sebagai langkah strategis menghadapi era digitalisasi layanan ibadah.

    Kerjasama ini juga dinilai sebagai wujud sinergi antara pelaku industri perjalanan religi dan penyedia teknologi lokal. Dengan semakin tingginya minat masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah haji dan umrah, kehadiran platform digital seperti aplikasi aise dipandang penting untuk memberikan layanan yang terintegrasi, cepat, dan akurat.

    Melalui kemitraan ini, aplikasi aise, Babul Ka’bah, dan Patuna menargetkan peningkatan jumlah pengguna aplikasi hingga akhir tahun 2025, sekaligus mendukung program digitalisasi yang dicanangkan pemerintah di sektor pariwisata religi.

    Latar Belakang dan Tujuan Kerjasama

    Indonesia merupakan negara dengan jumlah jamaah haji dan umrah terbesar di dunia setelah Arab Saudi. Setiap tahun, permintaan layanan perjalanan religi terus meningkat. Di sisi lain, masyarakat kini menuntut proses pendaftaran yang praktis, transparan, dan dapat diakses kapan saja. Aplikasi aise hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut dengan menyediakan fitur seperti pendaftaran online, pemantauan jadwal keberangkatan, notifikasi real-time, hingga integrasi pembayaran yang aman.

    Babul Ka’bah dan Patuna sebagai dua travel agent haji dan umrah berpengalaman melihat potensi besar dalam kolaborasi ini. Keduanya telah lama dikenal memiliki reputasi pelayanan yang profesional dan jaringan jamaah yang luas. Melalui integrasi dengan aplikasi aise, mereka dapat memperluas layanan ke segmen digital tanpa mengurangi sentuhan personal yang menjadi ciri khas pelayanan haji dan umrah.

    Baca Juga : Rencana Kerja Sama eTalk dengan HIMPUH untuk Transformasi Digital Layanan Haji dan Umrah

    Keunggulan aplikasi aise

    Aplikasi aise membawa berbagai keunggulan, seperti fitur komunikasi antarjamaah dan leader, priority line untuk koordinasi darurat, serta channel grup terorganisir. Selain itu, teknologi mutakhir yang digunakan memungkinkan sistem komunikasi suara berkualitas tinggi, memudahkan pihak agen dan jamaah dalam berinteraksi tanpa hambatan jarak dan waktu.

    Dengan fitur tersebut, jamaah dapat merasa lebih tenang karena setiap informasi terkait perjalanan—mulai dari jadwal manasik, penerbangan, hingga agenda ibadah di Tanah Suci—tersedia dalam satu platform. Hal ini mendukung visi aise untuk menjadi platform terlengkap dan terpercaya dalam layanan perjalanan ibadah.

    Dukungan Pemerintah dan Prospek ke Depan

    Program digitalisasi pariwisata religi yang sedang digalakkan pemerintah Indonesia juga menjadi pendorong utama kerjasama ini. Dengan adanya standar keamanan data dan kemudahan transaksi digital, pemerintah mendorong semua pelaku industri perjalanan religi untuk bertransformasi. Kerjasama aplikasi aise dengan Babul Ka’bah dan Patuna diharapkan menjadi contoh sukses implementasi teknologi dalam mendukung ibadah umat Muslim.

    Ke depan, aise berencana menambah fitur-fitur pendukung seperti virtual guide ibadah, asuransi perjalanan digital, dan integrasi dengan sistem perbankan syariah. Langkah ini diyakini dapat menarik lebih banyak pengguna, sekaligus memperkuat ekosistem digital haji dan umrah di Indonesia.

    Penutup

    Dengan rencana kerjasama ini, aplikasi aise menunjukkan komitmen kuat untuk menjadi mitra strategis bagi para travel agent haji dan umrah. Kolaborasi bersama Babul Ka’bah dan Patuna tidak hanya menguntungkan kedua belah pihak, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi jamaah yang menginginkan layanan ibadah yang lebih praktis, cepat, dan terpercaya.

    Melalui sinergi ini, aise menegaskan perannya sebagai inovator teknologi perjalanan religi, sekaligus membuka peluang kolaborasi lebih luas di masa mendatang. Harapannya, kemitraan ini mampu mendukung misi besar: menghadirkan pengalaman ibadah yang khusyuk, modern, dan sesuai tuntunan syariah bagi seluruh jamaah Indonesia.